Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa cokelat mempunyai efek positif terhadap penyakit kardiovaskuler. Golomb et al [1] melakukan penelitian pada 1.018 pria dan wanita dewasa (usia 20 – 85 tahun) yang tidak mempunyai riwayat penyakit kardiovaskuler, diabetes, atau angka LDL yang tinggi. Mereka menyimpulkan bahwa orang dewasa yang lebih sering mengkonsumsi cokelat mempunyai angka BMI yang lebih rendah dibanding mereka yang jarang mengkonsumsi cokelat. Hasil yang serupa juga didapatkan oleh Cuenca-García et al [2] yang melakukan penelitian pada 1.458 remaja (umur 12,5 – 17,5 tahun) yang ikut serta dalam HELENA-CSS (Healthy Lifestyle in Europe by Nutrition in Adolescence Cross-Sectional Study).
Sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh Buitrago-Lopez et al [3] yang melibatkan sejumlah 114.009 peserta dari 7 studi memberikan kesimpulan bahwa konsumsi cokelat yang lebih tinggi dapat menurunkan resiko gangguan kardiometabolik hingga 37% dan menurunkan resiko stroke hingga 29% dibanding mereka yang konsumsi cokelatnya sangat rendah. Meta-analisis yang dilakukan oleh Ried et al [4] juga menyimpulkan bahwa cokelat pekat juga mempunyai efek menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi maupun prehipertensi, akan tetapi tidak mempengaruhi tekanan darah pada orang dengan normotensi.
Meskipun masih menjadi bahan perdebatan, mekanisme berikut diduga berperan dalam efek positif cokelat terhadap sistem kardiovaskuler [5].
a) Kandungan asam stearat dalam cokelat.
Meskipun asam lemak jenuh telah lama diyakini berperan dalam terjadinya atherosklerosis, asam stearat diduga merupakan asam lemak jenuh yang non-atherogenik. Asam stearat merupakan asam lemak jenuh rantai panjang (18:0) yang banyak ditemukan dalam daging dan produk susu. Lemak cokelat mengandung sekitar 33% asam stearat, di samping 25% asam palmitat (16:0 jenuh) dan 33% asam oleat (cis-18:1 tidak jenuh tunggal). Suatu studi serial dan suatu meta-analisis telah menunjukkan bahwa asam setarat tidak menurunkan HDL, juga tidak meningkatkan LDL maupun kolesterol total.
Jalur lain yang diduga dapat menjelaskan efek asam stearat adalah asam stearat mempunyai efek anti-platelet dan dapat menurunkan tekanan darah. Namun demikian, beberapa penelitian menunjukkan hasil berbeda tentang hal ini.
b) Kandungan flavonoid dalam cokelat
Beberapa penelitian menghubungkan peran flavonoid dengan hal-hal berikut: peningkatan kadar antioksidan plasma, peningkatan kolesterol HDL (kolesterol "baik") dalam plasma, penurunan trigliserida dalam plasma, penurunan penanda peroksidasi lipid, perbaikan fungsi endotel yang terkait dengan peningkatan aktivitas eNOS (endothelial Nitric Oxide Synthase), fungsi antitrombotik, serta memperbaiki tekanan darah dan fungsi insulin.
Polifenol cokelat dapat memperbaiki fungsi endothel dengan meningkatkan aktivitas NO-synthase vaskuler. Hal ini akan menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Efek penurunan tekanan darah ini lebih tampak pada penderita hipertensi daripada orang dengan tekanan darah normal. Namun demikian tentang hal ini masih terdapat perdebatan pendapat, karena penelitian lain menunjukkan hasil yang berbeda.
Beberapa studi menunjukkan efek anti-agregasi trombosit dari polifenol, antara lain dari Flammer et al (dikutip dari Rimbach et el [6]). Mereka menyimpulkan bahwa cokelat pekat menginduksi vasodilatasi arteri koroner, memperbaiki fungsi vaskuler koroner dan menurunkan adhesi platelet 2 jam setelah mengkonsumsi 40 gram cokelat pekat yang mengandung 70% kakao. Efek yang cepat ini disertai dengan peningkatan kadar catechin dalam plasma secara signifikan.
Manfaat Cokelat Pada Penurunan Resiko Kanker
Bukti-bukti semakin banyak bermunculan untuk mendukung dugaan bahwa kakao dan cokelat dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan resiko terjadinya beberapa jenis kanker. Penelitian menunjukkan bahwa molekul Reactive Oxygen Species (ROS) yang berhubungan dengan proses karsinogenik dihambat oleh antioksidan seperti yang ditemukan dalam kakao dan cokelat. Studi populasi telah menunjukkan bahwa orang yang secara teratur mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti sayuran, buah-buahan, teh, atau produk-produk kedelai mempunyai insidensi berbagai jenis kanker yang lebih rendah. Dari sini dapat diambil kesimpulan deduktif bahwa konsumsi antioksidan, termasuk yang berasal dari kakao dan cokelat, dapat menghambat beberapa fase dari proses kompleks terjadinya kanker [7].
Manfaat Cokelat Sebagai Imunomodulator
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa kakao dan cokelat mempunyai efek terhadap sistem imunitas tubuh, baik sistem imun bawaan maupun dapatan. Kakao menunjukkan aktivitas regulatori terhadap sekresi mediator inflamasi dari makrofag dan lekosit in vitro. Studi in vivo juga mendukung efek imunomodulasi ini. Pemberian kakao jangka panjang terhadap tikus mempengaruhi fungsi imunitas intestinal maupun sistemik. Tikus muda yang diberi kakao dosis tinggi memperbaiki respon T helper 1 (Th1) dan meningkatkan jumlah limfosit T γδ intestinal. Namun demikian, mekanisme bagaimana kakao dan cokelat dapat mempengaruhi sistem imun ini belum jelas [8].
Manfaat Cokelat Pada Fungsi Kognitif dan Neuromodulator
Flavonoid telah ditunjukkan mempunyai efek meningkatkan fungsi kognitif. Secara spesifik, konsumsi cokelat secara teratur mempunyai hubungan dengan penurunan resiko demensia, memperbaiki hasil beberapa test kognitif, dan memperbaiki fungsi kognitif pada pasien usia lanjut dengan gangguan kognitif ringan. Bahkan sebuah studi menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara angka konsumsi cokelat per kapita dengan jumlah pemenang hadiah Nobel pada berbagai negara [9].
Sokolov et al [10] melakukan telaah tentang aksi neuromodulatori dan neuroprotektif dari flavanol kakao pada manusia. Flavonoid yang diabsorbsi menembus dan terakumulasi di regio otak yang berhubungan dengan pembelajaran dan memori, khususnya di hippocampus. Aksi neurobiologi flavanol diduga terjadi melalui dua jalur utama: (i) melalui interaksi langsung dengan kaskade seluler yang menghasilkan ekspresi protein neuroprotektif dan neuromodulatori yang memicu neurogenesis, fungsi saraf, dan konektivitas otak; dan (ii) melalui peningkatan aliran darah dan angiogenesis di otak dan sistem sensorik. Efek protektif dari konsumsi flavanol jangka panjang ini terhadap neurokognisi dan perilaku, termasuk penurunan kognitif terkait usia dan penyakit, telah ditunjukkan pada hewan coba dengan penuaan normal, demensia, dan stroke. Beberapa studi observasional dan intervensi pada manusia memperkuat temuan ini, namun jumlahnya masih terbatas dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Daftar Rujukan :
1. Golomb BA, Koperski S, White HL. Association between more frequent chocolate consumption and lower body mass index. Arch Intern Med 2012;172:519–21. Download pdf
2. Cuenca-García M, Ruiz RJ, Ortega FB, Castillo MJ. Association Between Chocolate Consumption And Fatness In European Adolescents. Nutrition 30 (2014) 236–239. Download pdf
3. Buitrago-Lopez A, Sanderson J, Johnson L, Warnakula S, Wood A, Di Angelantonio E, et al. Chocolate consumption and cardiometabolic disorders: systematic review and meta-analysis. BMJ 2011;343:d4488. Download pdf
4. Ried K, Sullivan T, Fakler P, Frank OR, Stocks NP. Does chocolate reduce blood pressure? A meta-analysis. BMC Medicine 2010, 8:39. Download pdf
5. Ding EL, Hutfless SM, Ding X, Girotra S. Chocolate and prevention of cardiovascular disease: a systematic review. Nutrition & Metabolism 2006, 3:2 doi:10.1186/1743-7075-3-2. Download pdf
6. Rimbach G, Melchin M, Moehring J, Wagner AE. Polyphenols from cocoa and vascular health – a critical review. Int. J. Mol. Sci. 2009, 10, 4290-4309. Download pdf
7. Promotion Committee 5th
Meeting. Inventory of the Health and
Nutritional Attributes of Cocoa and Chocolate. PRC/3/4/Rev.1. 2005. Download pdf
8. Ramiro-Puig E, Castell M. Cocoa : antioxidant and
immunomodulator. British Journal of
Nutrition (2009), 101, 931-940. Download pdf
9. Messerli FH. Chocolate
Consumption, Cognitive Function, and Nobel
Laureates. N Engl J Med 2012. 367;16:
1562-1564. Download pdf
10. Sokolov
AN, Pavlova MA, Klosterhalfen S, Enck P. Chocolate and the brain:
Neurobiological impact of cocoa flavanols on cognition and behavior. Neuroscience and Biobehavioral Reviews
37 (2013) 2445–2453. Download pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar