26 September 2015

Cokelat (1) : Sejarah Tanaman Cokelat

Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ke-3 di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Namun sayangnya, dari segi produktivitas Indonesia masih berada di bawah produktivitas rata-rata negara lain penghasil kakao. Selama ini kakao lebih banyak diekspor dalam wujud biji kering kakao dibandingkan hasil olahannya, sehingga nilai tambahnya secara ekonomis hanya sedikit [1]

Konsumsi produk cokelat per kapita di Indonesia masih sangat rendah, lebih rendah dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Produksi kakao di Indonesia mencapai 722 ribu ton per tahun atau setara dengan 18% dari total produksi kakao dunia, namun konsumsi kakao (cokelat) di Indonesia masih pada angka 0,3 kg per kapita. Angka ini jauh lebih rendah daripada Swiss yang mencapai 15 kg per kapita atau Malaysia dan Singapura yang hampir mendekati 1 kg per kapita [2].

Kakao yang merupakan bahan dasar cokelat sudah sejak berabad-abad yang lalu dikenal tidak hanya karena rasanya yang enak tetapi juga karena pengaruh positifnya terhadap kesehatan. Suku bangsa Inca meyakini bahwa cokelat adalah minuman dewa, dan dari sinilah nama ilmiah untuk pohon kakao diambil, yaitu Theobroma cacao. Theos berarti dewa dan broma berarti minuman [3].

Kakao diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah, mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat "cokelat" di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar tahun 1400 - 1100 SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak hanya diperuntukkan untuk membuat minuman, namun selaput putih yang terdapat pada biji kakao lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol. Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat pada sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon "kakawa" yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman ''xocolatl'' yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran [4].

Tanaman kakao merupakan salah satu anggota genus theobroma. Sistematika kakao adalah sebagai berikut :
Divisio       : Spermatophyta
Kelas         : Docutyledone
Ordo          : Malvaies
Familia      : Sterculiceae
Genus       : Theobroma
Spesies     : Theobroma cacao, L.

Tanaman kakao tumbuh subur di hutan-hutan dataran rendah dan hidup di bawah naungan pohon-pohon yang tinggi. Pertumbuhan tanaman kakao banyak dipengaruhi oleh kesuburan tanah, kelembaban, suhu, dan curah hujan. Adanya angin, musim kering, dan perubahan-perubahan iklim berpengaruh terhadap berbuahnya tanaman kakao.


Daftar Rujukan
1. Departemen Perindustrian. Gambaran Sekilas Industri Kakao. Sekretaris Jendral Departemen Perindustrian Republik Indonesia. Jakarta, 2007. Download pdf
3. Corti R, Flammer AJ, Hollenberg NK, Lüscher TF. Cocoa and cardiovascular health. Circulation. 2009;119:1433-1441. Download pdf
4. Aqsa R. Sejarah dan Manfaat Coklat. April 2013. http://www.4shared.com/get/LEUIe8am/Sejarah__Manfaat_Coklat.html. Diakses 20 April 2014. Download pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar